Kamis, 23 Februari 2012

LP depisit perawatn diri



LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

  1. 1.      Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
  1. 2.      Proses Terjadinya Masalah
    1. a.      Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).
Tanda dan Gejala :
  • Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
  • Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
  • Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
  • Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik setelah BAB/BAK


  1. b.      Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a)Fisik
ü Badan bau, pakaian kotor.
ü Rambut dan kulit kotor.
ü Kuku panjang dan kotor
ü Gigi kotor disertai mulut bau
ü Penampilan tidak rapi
b)          Psikologis
ü   Malas, tidak ada inisiatif.
ü   Menarik diri, isolasi diri.
ü   Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c)   Sosial
ü Interaksi kurang
ü Kegiatan kurang
ü Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
ü Cara makan tidak teratur
ü BAK dan BAB di sembarang tempat

  1. 3.     
Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan berdandan)
  1. Pohon masala












Defisit perawatan diri



















Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri








Isolasi sosial







  1. 4.      Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a)      Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif
  1. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,
Data obyektif
  1. Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau, kulit kotor
b)      Isolasi Sosial
Data subyektif
  1. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif
  1. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

c)      Defisit Perawatan Diri
      Data subyektif
  1. Pasien merasa lemah
  2. Malas untuk beraktivitas
  3. Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
  1. Rambut kotor, acak – acakan
  2. Badan dan pakaian kotor dan bau
  3. Mulut dan gigi bau.
  4. Kulit kusam dan kotor
  5. Kuku panjang dan tidak terawat
1.       5.      Diagnosa Keperawatan
    1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
    2. Isolasi Sosial
    3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

  1. 6.      Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1           : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri
Tujuan Khusus    :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi
  1. Berikan salam setiap berinteraksi.
  2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
  3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
  4. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
  5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
  6. Buat kontrak interaksi yang jelas.
  7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
  8. Penuhi kebutuhan dasar klien.

      TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
      Intervensi
  1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
  2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
  3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
  4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
  5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
  6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
  7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi
  1. Motivasi klien untuk mandi.
  2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
  3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
  4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
  5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
  6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi
  1. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi
  1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi
  1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
  2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
  3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
  4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.
  5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
  6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.
  7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

      Diagnosa 2           : Isolasi sosial
Tujuan Umum     : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi
Tujuan Khusus    :
TUK I                   : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
  1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
  2. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
  3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II                 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Intervensi
  1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
  2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
  3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
  4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

TUK  III  : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi
  1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
    1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
  2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
  3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
  4. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
    1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
    2. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
    3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK  IV  : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Intervensi
    1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
    2. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
    3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
    4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
    5. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
    6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
    7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK  IV  : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Intervensi
  1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
  2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain
  3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

      Diagnosa 3           : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
Tujuan Umum     :
ü    Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus    :
ü    Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
ü    Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
ü    Pasien mampu melakukan makan dengan baik
ü    Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi
1)      Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a)   Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b)   Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c)   Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d)   Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2)      Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a)   Berpakaian
b)   Menyisir rambut
c)   Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a)   Berpakaian
b)   Menyisir rambut
c)   Berhias
3)      Melatih pasien makan secara mandiri
a)   Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b)   Menjelaskan cara makan yang tertib
c)   Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d)   Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4)  Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a)   Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b)   Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c)   Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Referensi
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC

laporan pendahuluan post partum


Laporan pendahuluan post partum

1.definisi
Post partum adalah masa pulih kembali dari persalinan sampai alat2 kandung kembali  seperti sebelum hamil,lama massa nifas yaitu 6-8minggu(rustam,1991)
Post partum adalah massa sejak melahirkan sampai pulihnya alat2 reproduksi dan anggota tubuh lainnya berlangsung sampai sekitar 40hari(KBBI,1990)
Post partum adalah priode waktu/massa dimana organ2 reproduksi kembali pada keadaan tidak hamil(http//google.com.askep post partum)
Jadi post partum merupakan massa nifas mulai setelah nifas selesai dan berakhir kira2 6minggu akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
2.etiologi
Etiologi post partum dibagi 2:
a.etiologi post partum dini
-atonia uteri
-laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
-hematoma
b.etiologi post partum lambat
-tertinggalnya sebagian plasenta
-subinvolusi  di daerah insersi plasenta
-dari  luka bekas secsio sesaria
3.fisiologi
a.involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat  protein dinding rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
b.inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-2cm.
c.perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang  pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d.perubahan pembuluh darah  rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri  tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e.dinding perut  dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f.saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam 2minggu.
g.laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan  keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan garam.
4.patofisiologi
Adanya proses  persalinan
Robekan jalan lahir
Discontuinitas jaringan
implus/penekanan pada syaraf nyeri
cortex cerebri
dipersepsikan nyeri
gangguan rassa nyaman nyeri


5.kemungkinan data focus
·         Wawancara
Tanya  jawab antara perawat-klien untuk mengetahui keluhan2 klien,biasanya klien mengeluh;sulit  beraktivitas,nyeuri pada daerah vagina,sulit tidur dan kehilangan nafsu makan(keluhan utama)
#riwayat kesehatan sekarang
Meliputi data P,Q,R,S,T
Biasanya pada klien post partum nyeuri dirasakan didaerah perut dan vagina,qualitas nyeri tergantung dari rasa nyeri klien,rasa nyeuri tak menyebar kedaerah lain,skala nyeri  tergantung  dinilai dari yang dirasakan klien dari skala (1-5)
#riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan ini mengenai riwayat kesehatan / tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelum masuk RSU.
#riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan ini mengenai riwayat tentang penyakit yang pernah dialami keluarga klien
#riwayat obstetric
-riwayat menstruasi
Menarche,lama,siklus,warna,kelainan,HPHT
-riwayat hamil
Persalinan dan nifas dahulu,usia hamil pertama,hamil muda/hamil tua
-riwayat persalinan
Usia hamil,cara persalinan,penolong,tempat persalinan,kesulitan persalinan,riwayat baru lahir muda ,berat & panjang bayi saat lahir.
-riwayat nifas
Keadaan lochea,pendarahan,asi cukup/tidak,kondisi ibu saat nifas,tinggi fundus uteri dan kontraksi
-riwayat kehamilan sekarang
Hamil muda;ada keluhan atau tidak selama hamil muda
Hamil tua;keluhan saat hamil tua,peningkatan BB,tanda2 vital,status gizi dan nutrisi
-riwayat  ANC
·         Pemeriksaan fisik
1.keadaan umum
2.tanda2 vital
3.pemeriksaan fisik secara head to toe atau persystem dll
·         Pemeriksaan penunjang;laboratorium(darah rutin)

6.analisa data

no
data
etiologi
masalah
1
Ds:klien mengeluh nyeri pada daerah vagina
do:-klien tampak meringis
-klien gelisah
-skala nyeri 3(1-5)
-klien takut ketika bergerak

Adanya proses persalinan
Robekan jalan lahir
Discontuinitas jaringan
implus atau penekanan pada syaraf nyeuri
Cortex cerebri
dipersepsikan nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri
2.
Ds:klien mengeluh sulit tidur
Do :-klien tampak lemah
-mata merah
Proses persalinan
Kehadiran bayi yang baru dilahirkan
Adaptasi ibu terhadap kebutuhan bayi(menyusui,mengganti popok)
Istirahat tidur terganggu
Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur
3.
Ds :klien mengeluh tidak nafsu makan
Do :-klien tampak lemah
-porsi makan tidak habis
-klien menolak ketika ditawari makanan
Anorexia
Stimulus N.vagus untuk menyalurkan refleks ke nasovageal
Sekresi HCL
Merangsang thalamus rassa mual
Nafsu makan
Intake nutrisi
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4.
Ds :klien mengeluh nyeri apabila bergerak
Do :-klien tampak lemah
-aktivitas klien dibantu
-ROM
Adanya proses persalinan
Kelemahan fisik
Kemampuan klien beraktivitas terbatas
Aktivitas klien dibantu
Pemenuhan ADL terganggu
Gangguan pemenuhan ADL




7.diagnosa keperawatan
                      
1.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan  adanya robekan jalan lahir/episiotomy
2.gangguan pemenuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan adaftasi fisiologis post partum
3.gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia(pada ibu dengan kelainan post partum)
4.gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan adanya kelemahan fisik