Selasa, 06 Maret 2012

laporan penaduhuluan harga diri rendah


LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH KRONIS

1. Kasus (Masalah Utama)

Harga diri rendah kronis

2. Proses terjadinya masalah

2.1 Pengertian harga diri rendah

      Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
            Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
            Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
            Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
2.2 Tanda dan gejala
      Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
o    Rasa bersalah
o    Adanya penolakan
o    Marah, sedih dan menangis
o    Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
o    Mengungkapkan tidak berdaya
o    Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
o    Menghindar dari orang lain (menyendiri)
o    Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
o    Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
o    Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
o    Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
o    Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.
(Budi Anna Keliat, 1998)
2.3 Penyebab dari harga diri rendah
Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
·         Faktor Predisposisi terjadinya HDR
Dimulai sejak klien masih kecil akibat oleh penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang-ulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan, gagal untuk mencintai orang lain, dan ideal diri yang tidak realistik.
·         Faktor Presipitasi terjadinya HDR
Kejadian traumatis, psikologis karena menyaksikan hal yang mengancam kehidupan, kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk penampilan,  serta kegagalan dalam berproduktivitas.

2.4 Akibat dari harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

3.  Pohon masalah dan Masalah Keperawatan
3.1 Pohon Masalah
                                        Risiko tinggi perilaku kekerasan

Effect                           perubahan persepsi sensori : halusinasi

                                                       Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis
 
Core problem                         
 

Causa                                     koping individu tidak efektif

3.2 Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

No
Masalah Keperawatan
Data Subyektif

Data Obyektif

1
Isolasi sosial : menarik diri
·         Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
·         Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
·         Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
·         Ekspresi wajah kosong
·         Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
·         Suara pelan dan tidak jelas
2
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
·         Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
·         Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
·         Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
·         Mengungkapkan dirinya tidak berguna
·         Mengkritik diri sendiri

·         Merusak diri sendiri
·         Merusak orang lain
·         Menarik diri dari hubungan sosial
·         Tampak mudah tersinggung
·         Tidak mau makan dan tidak tidur
·         Perasaan malu
·         Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian
3
Berduka disfungsional
·         Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
·         Mengungkapkan sedih karena tidak naik kelas
·         Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain karena diceraikan suaminya.
·         Ekspresi wajah sedih
·         Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
·         Suara pelan dan tidak jelas
·         Tampak menangis

 

Rentang Respon



 


Respon adaptif

 

 

Respon maladaptif

 

Aktualisasi diri

Konsep diri positif

Harga diri rendah

Kerancuan identitas

Depersonalisasi

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



DAFTAR PUSTAKA


Azis R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Boyd MA, Hihart MA. 1998. Psychiatric Nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher.
Keliat BA. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.





















RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien     :…………….                                                                                                                          Ruangan            :…………….
No. CM           :…………….                                                                                                                          Dx Medis            :……………
Tgl
No Dx
Dx
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasional


Harga Diri Rendah
Tujuan : Klien memiliki konsep diri yang positif

Orientasi : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
1. Setelah 2× inter-aksi klien me-nunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat :
§  Ekspresi wajah bersahabat
§  Menunjukan rasa senang
§  Ada kontak mata
§  Mau berjabat tangan
§  mau menyebutkan nama
§  Mau menjawab salam
§  Mau duduk berdampingan dengan perawat
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
§  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
§  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
§  Tanyakan nama lengkap dan nama penggilan yang disukai klien
§  Buat kontrak yang jelas
§  Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
§  Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
§  Beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien
§  Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi  perasaan klien

Kepercayaan dari klien merupakan hal yang mutlak serta akan memudahkan dalam pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada klien



SP 1 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
2.aSetelah 3× interaksi klien menyebutkan  :
§ aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
§ Aspek positif keluarga
§ Aspek positif  lingkungan klien
2.1  Diskusikan dengan klien tentang:
§  Aspek positif yang dimiliki klien keluarga, lingkungan
§  Kemampuan yang dimiliki klien
2.2 Bersama klien buat daftar tantang :
§  Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
§  Kemampuan yang dimiliki klien
2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif

2.1 Aspek positif penting untuk meningkatkan PD serta harga diri

2.2 Memvalidasi dan menguatkan apa yang sudah disampaikan secara lisan
2.3 Meningkatkan harga diri serta memancing klien untuk mengungkapkan apa yang diinginkan oleh klien



SP 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
3. Setelah…..× interaksi klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan

3.1 Diskusikan dengan klien kemampun yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien

3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya

3. Mencari cara yang konstruktif dan menunjukan potensi yang dimiliki klien untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik dan berharga



SP 4 : klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Setelah…..× interaksi klien membuat rencana kegiatan harian
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien :
§  kegiatan mandiri
§  kegiatan dengan bantuan





4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien



4.3 Beri contoh cara pelaklsanaan kegiatan setelah pulang
4.1 Menghindari adanya kehilangan/perubhan peran akibat perasaan HDR yang dialami klien serta mencari alternatif koping untuk meningkatkan harga diri
4.2 Menghargai kemampuan klien serta menunjukan kemampuan yang klien miliki
4.3 Meningkatkan pengetahuan klien dalam mekanisme koping yang konstruktif dalam menghargai diri sendiri



SP 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
5. Setelah…..× interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
5.2 Pantau  kegiata yang dilaksanakan klien
5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang

5. Membantu klien meningkatkan harga dirinya



SP 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
6. Setelah…..× interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
6. Keluarga sebagai sistem pendukung utama mempunyai peran serta potensi besar dalam menciptakan konsep serta harga diri klien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar